Thursday, January 18, 2018

Sejarah Kain Tapis Lampung

Sejarah Kain Tapis Lampung


Image result for gambar kain tapis   Image result for gambar kain tapis


Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta. Karena itu munculnya kai tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenunannya, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat. Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang lampung telah menenun kain Brokat yang disebut Nampan (Tampan) dan kain Pelepai sejak abad II masehi. Motif kain ini ialah kait dan konci (Key and Rhomboid shape), pohon hayat danbangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh. Hiasan-hiasan yang terdapat pada kain tenun Lampung juga memiliki unsur-unsur yang sama dengan ragam hias di daerah lai. Hal ini terlihat dari unsur-unsur pengaruh tradisi Neolithikum yang memang banyak ditemukan di Indonesia. Masuknya agama islam di Lampung, ternyata juga memperkaya perkembangan kerajinan tapis ini. Walaupun unsur baru tersebut telah berpengaruh, unsur lama tetapi dipertahankan.  Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat memungkinkan penduduknya mengembankan suatu jaringan maritim. Dunia kemaritiman atau disebut dengan jaman bahari sudah mulai berkembang sejak jaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan pada masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam antara tahun 1500-1700.

Bermula dari latar belakang sejarah ini, imajinasi dan kreasi seniman pencipta jelas mempengaruhi hasil ciptaan yang mengambil ide-ide pada kehidupan sehari-hari yang berlangsung disekitar lingkungan seniman dimana ia tinggal. Penggunaan transportasi pelayanan saat itu dan alam lingkungan laut telah memberi ide penggunaan motif hiaas pada kain kapal. Ragam motif kapal pada kain kapal menunjukkan adanya keragaman bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan. Dalam perkembangannya, ternyata tidak semua suku lampung menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup. Diketahui suku Lampung yang umum memproduksi dan mengemangkan tenun Tapis adalah suku Lampung yang beradat Pepadun.

Bahan dan Peralatan Tenun Tapis Lampung

Bahan Dasar Tapis Lampung : Kain tapis Lampung yang merupakan kerajinan tenun tradisional masyarakat Lampung ini dibuat dari benang katun dan benang emas. Benang katun adalah benang yang berasal dari bahan kapas dan digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain tapis, sedangkan benang dipakai untuk membuat ragam hias pada tapis dengan sistim sulam. Pada tahun 1950, para pengerajin tapis masih menggunakan bahan tenun. Proses pengolahannya menggunakan sistim ikat, sedangkan penggunaan benang emas telah dikenal sejak lama.

Bahan-bahan baku itu antara lain :

  • Khambak/kapas digunakan untuk membuat benang.
  • Kepompong ulat sutera untuk membuat benang sutera.
  • Pantis/lilin sarang lebah untuk meregangkan benang.
  • Akar serai wangi untuk pengawet benang.
  • Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah.
  • Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewara hitam.
  • Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat.
  • Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru.
  • Kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.
Pada saat ini bahan-bahan tersebut diatas tersebut sudah banyak diperdagangkan di pasar. Peralatan Tenun kain tapis : Proses pembuautan tenun kain tapis menggunakan peralatan-peralatan sebagai berikut :

  • Sesang yaitu alat untuk menyusun benang sebellum dipasang pada alat tenun.
  • Mattakh yaitu alat untuk menenun kain tapis yang terdiri dari bagian

Alat-alat :

  • Terikan (alat mengulung benang)
  • Cacap (alat untuk meletakkan alat-alat mettakh)
  • Belida (alat untuk merapatkan benang)
  • Kusuran (alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang).
  • Apik (alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan)
  • Guyun (alat untuk mengatur benang)
  • Ijan atau Peneken (tunjangan kaki penenun)
  • Sekeli (alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang dimasukkan melintang)
  • Terupong/Teropong (alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan)
  • Amben (alat penahan punggung penenun)
  • Tekang yaitu alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang emas.


Advertisements

0 comments:

Post a Comment