Monday, February 12, 2018

Definisi Atau Pengertian Fashion Secara Umum

Definisi Atau Pengertian Fashion Secara Umum

Berikut ini definisi atau pengertian fashion - Jika kita membicarakan hal yang satu ini, yang paling cepat merespon dan melirik tentunya kaum perempuan khususnya para remaja, karena biasanya yang paling dominan dalam mengikuti trend yang ada saat ini adalah remaja atau anak muda. Karena gaya dalam berpakaian atau berbusana sedang trend saat ini (menurut kami sampai kapanpun pasti tetap trend hehehe), maka kali ini kami akan memberikan penjelasan tentag apa itu fashion, inilah penjelasannya:

A. Apa yang dimaksud dengan fashion?

Secara khusus dapat dikatakan Fashion adalah gaya berpakaian yang digunakan setiap hari oleh seseorang, baik itu dalam kehidupan sehari-harinya ataupun pada saat acara tertentu dengan tujuan untuk menunjang penampilan.

Atau definisi Fashion yaitu gaya berbusana yang populer dalam suatu budaya atau sebagai mode. Ada juga yang berpendapat bahwa fashion merupakan gaya berbusana yang menentukan penampilan dari seorang individu. Kata Fashion sendiri berasal dari bahasa Inggris yang dapat diartikan sebagai mode, model, cara, gaya ataupun kebiasaan.

Image result for art fashion

Saat ini fashion sangat erat hubungannya dengan gaya hidup. Gaya hidup seorang individu dapat dinilai dari bagaimana dia berpakaian. Seiring berjalannya waktu gaya hiduppun ikut menunjukkan dan menentukan status sosial dan pekerjaan dari seorang individu.

Fashion tidak hanya berkaitan dengan gaya dalam berpakaian saja, akan tetapi berhubungan juga dengan gaya aksesoris, kosmetik, gaya rambut dan nilai-nilai yang dapat menunjang penampilan seseorang. Fashion itu berkembang seiringberjalannya waktu, seperti contohnya jika fashion di tahun 2000-an tentunya sangat berbeda dengan era yang sebelumnya. Di era tahun 2000-an atau disebut juga dengan era Milenium para pencinta fashion dibebaskan untuk berekspresi sesuai dengan keinginan dan ke pribadiannya masing-masing. Seperti mencampurkan beberapa mode dari era yang sebelumnya dengan menggunakan sentuhan masa depan. Walaupun pada saat ini berbagai merek fashion terkenal mengeluarkan produk-produk sesuai dengan musim maupun perbedaan tema, tapi pada akhirnya keputusan untuk bergaya tergantung pada para pemakai.

B. Bagaimana perkembangan fashion di indonesia.

Salah Satu ciri khas fashion Indonesia yaitu Batik. Para designer busana dalam negeri telah banyak mengembangkan karya fashion baatik sehingga terlihat lebih modern dan tidak terlihat monoton. Seperti ada beberapa batik yang cocok dipakai oleh para orang tua untuk pergi ke acara-acara tertentu, lalu ada juga batik yang cocok dipakai oleh para remaja bahkan ada yang dapat digunakan sebagai pakaian untuk bersantai dan tidak terlihat formal. Karna jaman semakin berkembang, batik-pun semakin terkenal dengan berbagai macam model dan bisa dipadukan dengan pakaian lainnya, seperti misalnya dipadukan dengan celana jeans yang memang banyak sekali remaja atau anak muda menyukai jenis celana ini. Tentunya tidaklah mudah untuk para disegner dalam negeri memperkenalkan fashion khas Indonesia yaitu batik ke mancanegara hingga terkenal. Saat ini pakaian batik merupakan salah satu warisan budaya dunia, sudah menjadi apresiasi yang luar biasa dalam perkembangan dunia fashion.

Demikian penjelasan mengenai pengertian fashion yang dapat kami berikan kepada teman-teman dan semoga dapat dipahami dan bermanfaat..

Monday, January 29, 2018

JENIS-JENIS SIGER

SIGER


(Siger, sigokh) adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan tembaga, kuningan,atau logam lain yang dicat dengan warna emas. Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya. Pada zaman dahulu, siger dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung tidak hanya sebagai mahkota pengantin, melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.

Jeni-jenis Siger
Siger Saibatin


Siger pada suku Lampung yang beradatkan saibatin memiliki lekuk tujuh dan dengan hiasan batang/pohon sekala di masing-masing lekuknya, ini memiliki makna ada tujuh adok/gelar pada masyarakat pesisir yaitu Suttan/dalom, Raja jukum/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton, gelar/adok ini hanya dapat digunakan oleh keturunan lurus saja, dengan kata lain masih kental dengan nuansa kerajaan, dimana kalau bukan anak raja dia tidak berhak menggunakan gelar/adok raja begitu juga dengan gelar/adok lainnya.

Sedangkan bentuknya, siger saibatin sangat mirip dengan Rumah Gadang Kerajaan Pagaruyung seperti Istano Si Linduang Bulan, yaitu rumah pusaka dari keluarga besar ahli waris dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung dan juga Museum Adityawarman di daerah Minangkabau, Provinsi Sumatra Barat. Karena itulah maka adat budaya Lampung saibatin mendapat pengaruh dari kerajaan Pagaruyung, hal ini sangat berkaitan dengan sejarah berdirinya Paksi Pak Sekala Bekhak (Buay Bejalan Diway, Buay Pernong, Buay Nyerupa dan Buay Belunguh), dimana pada masa masuknya Islam di daerah Lampung pada masa kerajaan di tanah sekala bekhak, mendapat pengaruh dari kerajaan pagaruyung yang di sebarkan oleh Ratu Ngegalang Paksi. Selain itu banyak kesamaan antara adat saibatin dengan adat pagaruyung seperti pada saat melangsungkan pernikahan, tata cara dan alat yang digunakan banyak kemiripan.

Siger Pepadun

Siger pepadun memiliki lekuk Sembilan yang berartikan ada Sembilan Marga yang bersatu membentuk Abung Siwo Megou. Tapi bentuk dari siger pepadun sangat mirip dengan buah sekala, hal ini pun bukan mustahil dikarenakan kerajaan sekala bekhak merupakan cikal bakal ulun lampung, dan proses terbentuknya abung siwo megou merupakan penyebaran orang lampung dari dataran tinggi Sekala Bekhak di Gunung Pesagi.
Ini dapat dilihat dari Buay Bejalan Diway bahwa Ratu Dipuncak meninggalkan kerajaan Sekala Bekhak untuk mencari daerah baru bersama keluarganya, Ratu Dipuncak memiliki empat orang putra yaitu Unyi, Unyai, Subing dan Nuban yang merupakan keturunan Paksi Buay Bejalan Diway serta lima Marga lainnya yaitu Anak Tuha, Selagai, Beliyuk, Kunang dan Nyerupa yang merupakan keturunan dari tiga Paksi lainnya sehingga menjadi Abung Siwo Mego.
Namun berbeda dengan siger pesisir yang mirip rumah gadang, siger pepadun justru mirip dengan buah sekala. Seiring dengan penyebaran penduduk dan berdirinya beberapa kebuayan maka yang menggunakan adat pepadun bukan hanya abung tetapi juga oleh kebuayan lain yang kemudian membentuk masyarakat adat sendiri, seperti Megou Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan), Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Masyarakat, Minak Demang Lancar atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi), serta Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur).
Siger Tuha
Siger tuha (tua), merupakan siger yang digunakan pada zaman animisme hindu-budha. Siger ini masih dapat dijumpai karena masih ada yang menyimpannya khususnya pada kesultanan paksi pak sekala bekhak. Pada zaman dahulu siger tidak memiliki aturan pada jumlah lekuk yang digunakan, dan yang boleh menggunakan hanya keturunan saibatin(bangsawan) saja atau sama dengan mahkota pada raja-raja saja. Pada siger tua jelas terlihat berbentuk buah sekala dengan hiasan pohon sekala diatasnya. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya siger  itu menggambarkan tentang sekala.

PERHIASAN TRADISIONAL ADAT LAMPUNG

PERHIASAN TRADISIONAL ADAT LAMPUNG


Salah satu parameter ketinggian budaya suatu suku bangsa dapat dilihat dari tingkat kemajuan seni kriyanya. Perwujudan dari perkembangan seni kriya tersebut dapat dilihat dari keterampilan dalam membuat busana dan aksesoris perhiasan tradisional.

Ciri khas yang tercermin dari bentuk, motif ornamen, dan makna simbolik yang terkandung di dalam aksesoris tradisional menunjukkan tingkat perkembangan kebudayaan suku bangsa tersebut. Masyarakat Lampung secara turun-temurun telah mewarisi keterampilan yang maju dalam pembuatan aksesoris tradisional khas daerahnya.

Fungsi estetika dari aksesoris atau perhiasan adalah untuk memperindah penampilan pemakainya. Selain estetika, aksesoris tradisional memiliki fungsi sosial, memberi ciri terhadap stratifikasi atau status sosial si pemakainya di tengah masyarakat. Di samping itu, aksesoris tradisional juga memiliki fungsi simbolik. Aksesoris yang dikenakan memberikan pesan tersirat dan makna simbolik tertentu, khususnya dalam ritual adat. Dari ketiga fungsi tersebut, aksesoris tradisional Lampung memiliki karakter yang lebih menonjol dalam fungsi sosial serta fungsi simboliknya.



PERHIASAN PRIA LAMPUNG

SIGOKH



Merupakan mahkota khas Lampung yang merupakan simbol keagungan Budaya Lampung yang dikenakan oleh Kebayan (Pengantin) dan Bangsawan Lampung. Sigokh yang dikenakan oleh Pria Lampung berarti juga melambangkan hirarki seseorang didalam Adat. Dalam Addat Saibatin, Sigokh pada Pria dikenakan oleh mereka yang beradoq Radin, Minak, Kimas, dan Mas yang mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sedangkan bagi Bangsawan Lmpung Saibatin Suttan juga para Raja dan Batin mengenakan mahkota yang disebut Tungkus yang masing-masing juga mempunyai ciri yang berbeda. Sigokh dikenakan saat Tayuhan seperti Pernikahan dan acara Adat lainnya. Bentuk Sigokh adalah merupakan manifestasi dari Garuda yang sedang mengepakkan sayapnya.

Perhiasan Dada
Perhiasan dada berupa perhiasan yang dikenakan dileher hingga sebatas pinggang.
Kalung Papan Jajar, yaitu kalung pada bagian depan menyerupai lempengan siger kecil atau perahu yang bersusun dengan jumlah 3 buah dengan ukuran yang berbeda. Makna yang terkandung adalah merupakan symbol dari kehidupan yang baru yang akan mereka arungi dan dilanjutkan secara turun temurun.

Kalung Buah Jukum yaitu bentuk buah jukum yang dirangkai menjadi kalung. Melambangkan agar mereka mendapat keturunan.
Perhiasan dada, yaitu selempeng jenis perhiasan kalung yang digantung melintang dari bahu hingga pinggang. Yaitu selempang pinang (kalung panjang yang terdiri dari buah yang menyerupai bunga).
Perhiasan Lengan
Perhiasan lengan dan tangan Perhiasan ini adalah sejenis perhiasan yang umumnya dikenakan pada lengan atas siku dan pergelangan tangan, yang dipakai adalah:
Gelang Burung, bentuk gelang pipih bagian atas agak lebar dan ditempel gambar burung garuda yang sedang terbang. Burung garuda bagi masyarakat lampung bermakna dan sangat tinggi yaitu lambang dunia atas, selain itu kendaraan bagi kedua mempelai dalam mengarungi kehidupan yang panjang dalam kehidupan kekerabatan. Dipakai pada lengan kiri dan kanan di bagian paling atas.
Gelang Kano, bentuk gelang nyerupai ban, bagian tengah menyudur. Gelang kano di pakai dibagian kiri dan kanan dibawah gelang burung garuda yang maknanya menyimbolkan setelah berkeluarga diharapkan dapat membatasi perbuatanya dan berusaha berbuat baik.

Gelang Bibit yang dipakai di lengan kiri dan kanan dibawah gelang kano. Makna simbolnya adalah agar mendapatkan keturunan yang baik dan kelak menjadi suri tauladan bagi keturunanya.

PERHIASAN WANITA LAMPUNG


(Siger, Sigokh) adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Siger adalah benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah ini. Siger dibuat dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam lain yang dicat dengan warnja emas. Siger biasanya digunakan oleh pengantin perempuan suku Lampung pada acara pernikahan ataupun acara adat budaya lainnya. Pada zaman dahulu, siger dibuat dari emas asli dan dipakai oleh wanita Lampung tidak hanya sebagai mahkota pengantin, melainkan sebagai benda perhiasan yang dipakai sehari-hari.
  • Siger Saibatin
  • Siger Pepadun
  • Siger Tuha

Perhiasan Dada
Kalung Papanjajar adalah kalung bagian depan menyerupai lempengan siger keil atau perahu bersusun yang disusun kebawah yang berjualan tiga buah dengan ukuran yang berbeda. Makna simbolisnya adalah merupakan dari simbol kehidupan baru yang akan mereka arungi dan akan dilanjutkan secara turun temurun.
Kalung Ringit/Dinar, kalung bagian muka berupa uang ringit sebanyak sembilan buah.
Kalung Buah Jukum, adalah bentuk menyerupai buah jukum yang dirangkai menjadi kalung. Makna simbolisnya agar mereka mendapat keturunan.
Perhiasan Lengan
Perhiasan tangan/lengan yang dipakai pengantin wanita sama dengan yang dipakai pengantin laki laki. Begitu juga dengan fungsi dan maknanya gelang burung, gelang kano, gelang bibit, dan gelang duri/durian/arap, hanya saja pada pengantin wanita memegang buah mangis.

Thursday, January 18, 2018

Sejarah Kain Tapis Lampung

Sejarah Kain Tapis Lampung


Image result for gambar kain tapis   Image result for gambar kain tapis


Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta. Karena itu munculnya kai tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenunannya, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat. Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang lampung telah menenun kain Brokat yang disebut Nampan (Tampan) dan kain Pelepai sejak abad II masehi. Motif kain ini ialah kait dan konci (Key and Rhomboid shape), pohon hayat danbangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh. Hiasan-hiasan yang terdapat pada kain tenun Lampung juga memiliki unsur-unsur yang sama dengan ragam hias di daerah lai. Hal ini terlihat dari unsur-unsur pengaruh tradisi Neolithikum yang memang banyak ditemukan di Indonesia. Masuknya agama islam di Lampung, ternyata juga memperkaya perkembangan kerajinan tapis ini. Walaupun unsur baru tersebut telah berpengaruh, unsur lama tetapi dipertahankan.  Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat memungkinkan penduduknya mengembankan suatu jaringan maritim. Dunia kemaritiman atau disebut dengan jaman bahari sudah mulai berkembang sejak jaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan pada masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam antara tahun 1500-1700.

Bermula dari latar belakang sejarah ini, imajinasi dan kreasi seniman pencipta jelas mempengaruhi hasil ciptaan yang mengambil ide-ide pada kehidupan sehari-hari yang berlangsung disekitar lingkungan seniman dimana ia tinggal. Penggunaan transportasi pelayanan saat itu dan alam lingkungan laut telah memberi ide penggunaan motif hiaas pada kain kapal. Ragam motif kapal pada kain kapal menunjukkan adanya keragaman bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan. Dalam perkembangannya, ternyata tidak semua suku lampung menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup. Diketahui suku Lampung yang umum memproduksi dan mengemangkan tenun Tapis adalah suku Lampung yang beradat Pepadun.

Bahan dan Peralatan Tenun Tapis Lampung

Bahan Dasar Tapis Lampung : Kain tapis Lampung yang merupakan kerajinan tenun tradisional masyarakat Lampung ini dibuat dari benang katun dan benang emas. Benang katun adalah benang yang berasal dari bahan kapas dan digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kain tapis, sedangkan benang dipakai untuk membuat ragam hias pada tapis dengan sistim sulam. Pada tahun 1950, para pengerajin tapis masih menggunakan bahan tenun. Proses pengolahannya menggunakan sistim ikat, sedangkan penggunaan benang emas telah dikenal sejak lama.

Bahan-bahan baku itu antara lain :

  • Khambak/kapas digunakan untuk membuat benang.
  • Kepompong ulat sutera untuk membuat benang sutera.
  • Pantis/lilin sarang lebah untuk meregangkan benang.
  • Akar serai wangi untuk pengawet benang.
  • Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah.
  • Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewara hitam.
  • Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat.
  • Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru.
  • Kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.
Pada saat ini bahan-bahan tersebut diatas tersebut sudah banyak diperdagangkan di pasar. Peralatan Tenun kain tapis : Proses pembuautan tenun kain tapis menggunakan peralatan-peralatan sebagai berikut :

  • Sesang yaitu alat untuk menyusun benang sebellum dipasang pada alat tenun.
  • Mattakh yaitu alat untuk menenun kain tapis yang terdiri dari bagian

Alat-alat :

  • Terikan (alat mengulung benang)
  • Cacap (alat untuk meletakkan alat-alat mettakh)
  • Belida (alat untuk merapatkan benang)
  • Kusuran (alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang).
  • Apik (alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan)
  • Guyun (alat untuk mengatur benang)
  • Ijan atau Peneken (tunjangan kaki penenun)
  • Sekeli (alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang dimasukkan melintang)
  • Terupong/Teropong (alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan)
  • Amben (alat penahan punggung penenun)
  • Tekang yaitu alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang emas.


Advertisements

Thursday, January 11, 2018

ARTI DIBALIK BAJU ADAT TRADISIONAL LAMPUNG

Arti Dibalik Baju Adat Tradisional Lampung

Image result for baju adat lampung

Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni dan budaya, Hal ini dikarenakan Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang masing-masing daerahnya mempunyai budaya dan tradisinya sendiri. Seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia, provinsi Lampung juga mempunyai tradisi, budaya dan seni tersendiri, yang merupakan ciri khas dan tentunya juga merupakan kebanggaan dari daerah Lampung. Salah satu ciri khas daerah Lampung yang berbeda dengan daerah-daerah lainnya adalah dalam hal pakaian adat.


Tetapi sayangnya ciri khas dan kebanggaan daerah tersebut saat ini sudah banyak Terlupakan oleh generasi generasi muda sekarang khususnya generasi muda Lampung, Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat semakin dinamis, dengan maksud, bahwa pada zaman teknologi dan dalam perkembangannya sebagai bangsa di tengah-tengah pergaulan dunia, keterbukaan budaya dan interaksi dengan kebudayaan asing, masyarakat berkembang mengikuti perkembangan zaman, tentu terjadi perubahan-perubahan. Seperti contoh perubahan rasa, dalam hal cita rasa yang dimiliki oleh setiap individu tentu selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yang tentunya hal ini mengakibatkan semakin berkurangnya pengetahuan generasi generasi yang akan datang akan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita akibat derasnya arus budaya asing dan laju pembangunan dalam kehidupan bangsa yang dilakukan saat ini.

Tradisi sebagai akar arkeologis kebudayaan suatu bangsa yang tumbuh dalam diri manusia sebagai makhluk budaya, dalam konteksnya dengan kehidupan sehari-hari, harus terus-menerus ditemukan lagi makna kultural nya agar tidak membeku dan menjadi involusi, sehingga baiknya kita sebagai generasi muda Lampung yang memiliki kebudayaan tradisi harus mengetahui sejak dini nilai nilai simbolik yang melekat dari baju adat dimaksud, karena semakin lama akan semakin langka orang tua atau sesepuh yang memahami tentang makna kultural dari baju adat Lampung tersebut. Untuk mengingatkan kita akan arti penting nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam baju adat Lampung, berikut arti cultural dari baju adat tersebut:

1. Siger
Sebagai mahkota adat Putri Lampung, tersebut dari bahan logam berwarna kuning keemasan, berbentuk gerigi lancip dan diatasnya berlekuk-lekuk. Dikenakan di kepala sebagai mahkota kehormatan/ keagungan dan kebesaran adat yang dipakai pada upacara-upacara adat/ begawi, maupun penobatan gelar atau acara-acara resmi menyambut tamu agung kendaraan. Pada Siger pepadun terdapat 9 Jurai yang melambangkan 9 Marga asal Lampung. Conan pada Zaman sebelum masehi di skala berak ( pada saat penyebaran penduduk di Asia) di Bukit Pesagi terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil, tapi mereka kalah oleh penduduk asli( suku Tumi), di Bukit Pesagi itu terdapat pohon (meransa kePampang) yang disembah oleh suku Tumi, pohon ini sejenis pohon nangka yang getahnya beracun, akarnya di atas dan daunnya di bawah sehingga membuat suku Tumi tersebut mengusir para pendatang. Yang mengalahkan suku Tumi tersebut adalah 9 orang dari perwakilan Marga Marga, dari kesembilan orang tersebut 2 orang mati dan 7 orang selamat. Untuk menghormati mereka maka pada Siger pepadun dibuat 9 puncak puncak. Tapi pada Siger pesisir hanya terdapat tujuh Puncak, Conan dikarenakan mereka hanya menghitung orang yang kembali saja.


2. Pesangko
Semacam Siger tapi lebih kecil, terbuat dari logam berwarna kuning keemasan. Dulu dibuat karena Siger terlalu besar untuk anak-anak maka dibuatkan Siger yang lebih kecil yaitu pesangko.

3. Ikat pujuk/ kilat akinan
Merupakan ikat kepala dari kain,  biasa dipakai oleh pria. Karena ujungnya berbentuk Lancip sehingga disebut pupuk (pojok). Ikat kepala ini dulu merupakan pakaian orang yang sudah tua. Kalau bujang biasanyaKalau bujang biasanya memakai pandan atau peci yang diikat oleh hiasan seperti duri bentuk daun pandan. Ada beberapa cara mengikat kain ini sehingga menjadi ikat kepala, diantaranya:
a. Gulos kirim (gula merah), kain tersebut diikat dari depan, segitiganya di belakang, dipakai oleh orang tua yang sudah turun jabatan atau kedudukan.
b. Punah meghem (burung sedang mengeram), kain diikat dari samping kanan dan segitiganya di samping kiri, ikat ini merupakan pakaian penyimbang yang maksudnya sebagai pelindung bagi rakyat/muridnya.
c. Tajak, kain tersebut diikat dari belakang dan segitiga atau lancipnya ada di depan.

4. Bellatung
Sebuah sanggul yang berbentuk Malang, dikarenakan pada zaman dahulu wanita berambut panjang dan jika bersisir dililitkan menjadi seperti angka 8 atau Malang.

5. Gharu
Merupakan hiasan sanggul berbentuk Sigara kecil yang dibawahnya terdapat sisir untuk ditusukkan dipanggil. Tapi sekarang Gharu Ini bisa juga tanpa sisir melainkan ditusukkan seperti tusuk konde. Gharu ini dulu dipakai sebagai baju sehari-hari yang melambangkan kecantikan dan keagungan seorang wanita.

6. Kembang melati/ kembang melur
Sebuah hiasan sanggul yang dililitkan di atas sanggul penari, terbuat dari kertas atau kain yang berbentuk kembang melati dan berarti suci dan murni. Kembang melati ini dimaksudkan untuk menambah keindahan dan kecantikan penari.


7. Peneken
Sebenarnya penekan ini tidak termasuk pakaian adat, tetapi dalam perkembangannya dibuat sebagai penambah Siger agar tidak lepas dan merusak dandan. Pendekar merupakan hiasan kepala wanita/ Putri baik yang tidak mengenakan maupun mengenakan segera atau pesangko. Hiasan ini terbuat dari kain bludru yang berhiaskan pernak-pernik.

8. Bebe
Nama salah satu unsur baju adat Putri Lampung yang berbentuk daun bunga teratai berwarna putih, yang dikenakan sebagai penutup bahu dan dada. Bebe ini ada setelah Indonesia merdeka, dulu baju yang dipakai hanya kain sampai ke dada seperti kemben Jawa, tapi setelah perkembangan zaman masyarakat memakainya untuk kesopanan sebagai penutup aurat juga untuk menambah keindahan sebuah baju.

9. Gelang bibit
Gelang ini dipakai pria maupun wanita, berbentuk lingkaran pipih dan tipis terbuat dari logam berwarna kuning keemasan. Dikatakan bibit karena gelang ini berada paling awal dari pergelangan tangan, di mana bibit itu sendiri berarti mula, awal atau benih.  Awalnya ukiran yang terdapat pada gelang ini tidak berlubang-lubang tetapi sekarang untuk menambah keindahan gelang ini ukirannya dibuat berlubang-lubang.

10. Gelang ruwi
Sebuah gelang yang dipakai bersama-sama dengan gelang bibit, Kano dan gelang burung oleh pria maupun wanita, terbuat dari logam berbentuk gerigi seperti kulit durian berwarna kuning keemasan. Gelang ini dipakai setelah gelang bibit yang melambangkan keberanian dalam menjaga keamanan dan sebagai penangkis jika ada penjahat yang menyerang.

11. Gelang kano
Gelang ini tercipta karena pengaruh dari agama Hidup, yang dipakai baik pria maupun wanita. Gelang ini lebih besar dari gelang Rugi, berbentuk belah rotan terbuat dari bahan logam berwarna kuning keemasan, gelang ini melambangkan kejayaan kekayaan dan kegagalan.

12. Gelang burung
Sebuah gelang adat pria dan wanita, yang dipakai di bahu seperti ikat bahu pada tarian Jawa tradisional, berbentuk seekor burung terbuat dari logam kuning keemasan. Gelang ini melambangkan kebebasan, dipakai diatas lengan karena burung biasanya ada di atas. Gelang ini ada karena pengaruh dari agama Hidup.

13. Pending
Sebuah ikat pinggang yang berukir burung merak melambangkan kekuasaan, keagungan dan kebiasaan, dipakai oleh pria dan wanita. Pendingin di ada karena pengaruh dari daerah luar Lampung, tetapi tidak diketahui dengan jelas Dari mana asal muasal sebenarnya dikarenakan hampir seluruh daerah di Indonesia mempunyai ikat pinggang seperti ini.

14. Bulu serette
Sejenis ikat pinggang, yang dipakai oleh pria, dan mempunyai fungsi sebagai pengikat untuk keamanan baju agar rapi. Terbuat dari kain beludru yang dihiasi Bundaran keemasan Di mana bundaran tersebut ada 7 atau 9 buah yang melambangkan status sosial si pemakai. Tetapi sekarang telah dimodifikasi dengan motif-motif ornamen keemasan lainnya. Bulu serette ini berasal dari Lampung asli sejak kerajaan Tulang Bawang.

15. Buah jukun
Merupakan aksesoris asli Lampung yang ada sejak kerajaan Tulang Bawang. Buah jukun adalah kalung adat berupa rantai berbentuk bulat bergerigi yang dipakai oleh para pria dan wanita, terbuat dari bahan logam berwarna kuning keemasan. Dinamakan buah jukun konon disebabkan karena bentuknya seperti batang jukun yang berduri-duri dan mempunyai maksud sebagai lambang kekuasaan si pemakai dalam mempersatukan masyarakatnya, dulu semakin banyak seseorang memakai buah jukun ini maka semakin tinggi status sosialnya.

16. Papan jajar/ bulan temanggal
Sebuah kalung bersusun tiga yang terbuat dari logam keemasan. Kemungkinan kalung ini berasal dari pendatang/ daerah lain, karena kalung ini sama dengan kalung dari daerah-daerah lain di luar Lampung, kalung ini melambangkan pertahanan diri.

17. Selapai
Merupakan baju adat Putri/ wanita baju adat Putri wanita semacam kain selendang yang di selempangan kan dari bahu. Sebenarnya Salapai ini dulu terdiri dari kain selendang Jung sarat, kain Cintai, kain sebagian, kain putih atau merah, hitam dan kuning, yang keseluruhannya disebut Salafi Pa'. Kain-kain tersebut melambangkan status sosial seseorang, semakin banyak seseorang memakainya maka semakin tinggi status sosialnya. Selapai ini berasal dari kerajaan Tulang Bawang.

18. Selempang pinang
Merupakan Salapai yang diselempangkan saling melintang. Sekarang selempang mengalami perubahan bentuk nya, perubahan itu terjadi sesudah kemerdekaan kira-kira pada tahun 50-an. Konon perubahan ini terjadi dikarenakan pada zaman penjajahan Jepang di mana Pada saat itu barang-barang habis, dan untuk melengkapi barang-barang tersebut tidak ada sehingga dibuatlah yang lebih praktis sekarang bentuknya terbuat dari logam kecil-kecil ditambah dengan pecahan kain kain yang dipakai menyelempang.

19. Sabik Inuh
Sebuah kalung lampung asli yang dipakai oleh pria dan wanita, berbentuk bulat telur yang bergandengan, terbuat dari logam berwarna kuning. Kalung ini melambangkan kebulatan tekad, kesatuan dan mudah pikiran.

20. Pengunten/ tepak
Sebuah peralatan tari sembah yang dibawa oleh salah seorang penari, sebagai tempat sekapur sirih yang disuguhkan kepada salah satu tamu agung/ pejabat tinggi yang hadir dalam upacara tersebuut. Sebagai sarana perkenalan, penghormatan dan penyambutan dalam tata cara lampung. Terbuat dari logam berbentuk kotak kuning keemasan.

Tuesday, January 9, 2018

BAJU ADAT PENGANTIN LAMPUNG PEPADUN


Pengantin Lampung Pepadun


Image result for baju adat pepadun


Masyarakat Lampung pepadun mendiami wilayah pedalaman. Bila masyarakat Lampung saibatin sudah tidak menonjolkan kebangsawanan, sebaliknya di kalangan masyarakat adat masih nampak, masih ada anggapan bahwa Golongan 1 lebih rendah dari golongan lain, terutama dalam pelaksanaan upacara adat. 
Dari sekian banyak busana pengantin adat Lampung pepadun, lalu dibuatkan semacam kesepakatan. Busana pengantin Lampung pepadun didominasi warna putih. Pengantin wanita mengenakan kebaya kurung warna putih dari bahan brokat yang diberi Rambi Ringgit sebanyak 12 buah. Sebagai pelapis kebaya, dikenakan selendang Sapuran dengan 8 buah Rambai Ringgit, kemudian disampirkan bebe putih sulam usus digunakan. Untuk bagian bawah, dikenakan kain tapis Jungsarat dengan rambe Ringgit 20 buah, dan bulu serrate melingkar di pinggang. Perhiasan yang dikenakan sama persis dengan pengantin wanita Abung, mulai dari Siger Suhun sebagai mahkota kalung dan juga gelang.

Pengantin pria mengenakan jas tutup warna putih dengan celana panjang putih. Kain bidak becungkil dikenakan melilit di pinggang hingga lutut,  dan di bagian luar dilapis dengan bidak Andak berbentuk segitiga, dengan ikat pinggang bulu serrate yg dikenakan di pinggang. Selendang songket/ selengkap dari bahan Jungsarat disampirkan menyilang di bahu. 

Sebagai penutup kepala dikenakan kopiah mas/ Siger pengantin pria. Menyilang didada dipasang buah jukum, lalu kalung Papang Jajar, sabik inuh dan Sabik buluh. Sama seperti pengantin abung, pengantin pria pepadun juga mengenakan gelang burung dan gelang kano. Serta terapang tersemat di pinggang yang kemudian dilapis atau dihias dengan selendang andak.

BAJU PENGANTIN ADAT LAMPUNG SAIBATIN


Pengantin Lampung Saibatin


Image result for baju adat lampung


Masyarakat adat Lmapung Saibatin sering disebut sebagai Lampung pesisir, karena kebanyakan dari mereka mendiami wilayah sepanjang pantai timur, selatan dan barat. Agama islam yang masuk dari Banten, berpengaruh besar di wilayah ini, sehingga dapat dikatakan tingkat masyarakat sudah tidak terlalu berpengaruh. Baju pengantin Saibatin memiliki perbedaan yang cukup besar dengan Lampung,salah satunya dari segi warna.

Bila pengantin pepaduan didominasi warna putih, pengantin adat Saibatin didominasi oleh warna merah. Siger yang dikenakan oleh pengantin wanita Saibatin berbeda dengan pengantin wanita Pepadun, dengan lekukan tajam berjumlah tujuh buah. Pengantin wanita mengenakan kebaya panjang merah bintang tabur dan tapik cucuk handak, selempang jungsarat disampirkan di bahu kanan, dan sebagai pengencang di pinggang dikenakan bubuduk. Di dada dipasangkan beberapa kalung seperti gajah minung, berputaran, papan jajar. Gelang burunng layang di lengan dan gelang geruncung, caro Mekah dan bibit di pergelangan tangan.

Sementara pengantin pria mengenakan jas tertutup bunga dan celana panjang merah, dengan kain sinjang rumpak dikenakan sebagai satung dari pinggang hingga lutut, serta selempang jungsarat disampirkan di bahu kanan. sebagai penutup kepala, dikenakan ikat pujuk ketupang, terapang/ keris disematkan di pinggang dan kalung gajah minong, berputuran, papan jajar di dada, tak ketinggalan juga gelang burung dikenakan di lengan kiri dan kanan.